Tampilkan postingan dengan label Kesehatan ayam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kesehatan ayam. Tampilkan semua postingan
Cegah Penyebaran Virus dan Baktei Pada Ayam Bangkok degan Neo Meditril-I

Cegah Penyebaran Virus dan Baktei Pada Ayam Bangkok degan Neo Meditril-I

Cegah Penyebaran Virus dan Baktei Pada Ayam Bangkok degan Neo Meditril-I agar kesehata ayam bangkok anda terjaga. jenis penyakit yang dapat di sembuhkan CRD kompleks, colisepticemia, korisa, kolera, dan infeksi bakteri lainnya.


Keunggulan NEO MEDITRIL-I

  • Berspektrum luas

NEO MEDITRIL memiliki daya kerja yang luas sehingga ampuh membunuh semua bakteri, termasuk bakteri Gram (-), seperti Escherichia coli, Salmonella sp., Haemophilus sp., Pasteurella multocida, Mycoplasma sp., maupun bakteri Gram (+) seperti Staphylococcus sp., dan Streptococcus sp.

  • Efektif

NEO MEDITRIL efektif menghambat kerja enzim DNA gyrase yang diperlukan untuk pembelahan inti sel bakteri sehingga bakteri tidak dapat tumbuh dan berkembang biak.

  • Ampuh

NEO MEDITRIL bekerja langsung pada inti sel bakteri yang merupakan bagian utama dari bakteri sehingga ampuh membunuh bakteri (bakterisidal).

  • Aman

Tidak menimbulkan keracunan ataupun efek samping pada ternak apabila diberikan sesuai dengan dosis dan aturan pakai sehingga tidak menghambat pertumbuhan dan produksi telur.

Aturan Pakai

Penyuntikan secara intramuskuler (tembus daging/otot) atau subkutan (bawah kulit):

0,125 ml tiap kg berat badan

Nomor Registrasi Indonesia: KEMENTAN RI No. D 07123364 PKC



Cara Mengobati ayam bagkok ngorok dan terkena snot

Cara Mengobati ayam bagkok ngorok dan terkena snot

Ayam bangkok anda ngorok jangan panik ini dia solusinya, sering kita jumpai ayam bangkok kita ngorok mai kita cari tahu sebabya.




Ngorok merupakan salah satu gejala khas penyakit yang menyerang saluran pernapasan ayam yaitu penyakit CRD (Cronic respiratory disease), sehingga peternak lebih umum menyebutnya dengan penyakit ngorok. CRD pada ayam disebabkan oleh Mycoplasma gallisepticum yang dapat menyerang ayam pada semua umur. Ayam yang telah sembuh juga akan bertindak sebagai carrier. Gejala klinis yang terlihat antara lain keluar lendir dari hidung, ngorok dan radang pada selaput mata. CRD bersifat imunosupresif atau mampu menekan sistem kekebalan ayam. Sehingga kejadian CRD dapat disertai komplikasi dengan penyakit lain terutama E. coli, sehingga disebut CRD kompleks.

Dampak penyakit snot dan ngorok pada ayam laga cukup besar yakni gangguan produktifitas sehingga target bobot badan tidak tercapai, menurunkan performa saat latihan dan saat bertanding. Pada ayam laga yang terserang snot dan ngorok, kondisi ayam akan semakin parah jika tidak segera dilakukan penanganan.

Angka kematian ayam karena penyakit ini cukup tinggi hingga mencapai 30% jika dibiarkan berlarut-larut. Untuk mengatasi penyakit tersebut, penghobi dapat melakukan beberapa tindakan penanganan atau perawatan berikut:

  • Untuk mengatasi penyebaran penyakit, ayam sakit harus segera dipindahkan ke kandang khusus untuk dikarantina.
  • Lakukan pengobatan dengan antibiotik. Av. paragallinarum termasuk bakteri Gram (-) sehingga hampir semua golongan antibiotik efektif untuk membasminya. Hanya saja dalam pemilihannya sebaiknya lebih diutamakan golongan antibiotik yang memiliki daya serap ke jaringan yang lebih tinggi. Begitu juga untuk penyakit ngorok haruslah dipilih antibiotik yang cocok untuk Mycoplasma. Contoh produk yang dapat digunakan untuk kedua penyakit tersebut adalah Neo Meditril (ayam laga) yang kemasannya khusus untuk ayam laga dengan dosis 3 tetes tiap kg berat badan selama 3-5 hari berturut-turut.
  • Pemberian multivitamin untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuh ayam juga perlu diberikan. Seperti Solvit (ayam laga) dengan dosis 2 tetes tiap kg berat badan selama 2 – 3 hari/ selama ayam sakit atau Vita Stress dengan dosis 1 gram tiap 1 liter air minum.
  • Kegiatan menjemur ayam setiap pagi tetap dilakukan agar stamina ayam laga lekas pulih (± 10-15 menit) namun sebaiknya tidak dimandikan terlebih dahulu. Setelah ayam sembuh lakukan kembali perlakuan rutin termasuk memandikan ayam.
  • Sanitasi dan desinfeksi kandang dan peralatan kandang (tempat ransum, tempat minum) dan lingkungan sekitarnya setiap hari dengan Medisep.
  • Sanitasi air minum dari bakteri dan untuk mencegah penularan dengan Desinsep.

Untuk mencegah snot dan korisa, tindakan yang dapat dilakukan antara lain:

  • Menyadari sulitnya pengobatan korisa karena sedikit pembuluh darah pada tempat favorit bakteri Av. Paragallinarum (sinus infraorbitalis) maka tindakan alternatif yang bisa dilakukan untuk mengendalikan korisa adalah pencegahan dengan vaksinasi.
  • Pemberian vitamin dan elektrolit, seperti Solvit & Vita Stress untuk menjaga stamina tubuh ayam tetap optimal.
  • Penanganan ayam bangkok dengan benar melalui pengobatan secara tuntas atau memberikan obat pada waktu tertentu (cleaning program), terutama saat perubahan cuaca & musim penghujan.

Cara obati Ayam yang tidak mau makan

Cara obati Ayam yang tidak mau makan

Cara obati Ayam yang tidak mau makan


Kali ini kami akan berbagi Cara obati Ayam yang tidak mau makan, karena kemarin ada yang inbox di facebook bagaimana cara Cara obati Ayam yang tidak mau makan maka kali ini kami akan coba mengulasnya dan mencari solusinya.

Yang perlu anda ketahui sebagai peternak ayam atau penghobi ayam bangkok jika ayam anda tidak nafsu makan maka sudah pasti pencernaan ayam anda terganggu. berikut ini Faktor Penyebab Gangguan Kesehatan Pencernaan antara lain :

  1. Gangguan sistem kekebalan primer di pencernaan
    Kerusakan jaringan mukosa usus akan menyebabkan proses pencernaan dan penyerapan zat nutrisi tidak optimal. Akibatnya terjadi defisiensi nutrisi sehingga pembentukan antibodi terganggu. Mukosa usus dan caeca tonsil merupakan bagian dari sistem kekebalan lokal di saluran pencernaan. Kerusakan kedua organ ini mengakibatkan ayam lebih rentan terinfeksi penyakit lainnya. Di sepanjang jaringan mukosa usus terdapat jaringan limfoid penghasil antibodi (IgA), dimana IgA tersebut akan terakumulasi di dalam darah. Kerusakan mukosa usus akan mengakibatkan keluarnya plasma dan sel darah merah sehingga kadar IgA, sebagai benteng pertahanan di lapisan permukaan usus pun menurun.
  2. Adanya jamur dan level mikotoksin
    Hal yang kadang tidak terpantau adalah sering adanya jamur pada ransum. Jamur di ransum dapat menurunkan nutrisi sehingga penyerapan nutrisi oleh ayam tidak optimal. Mikotoksin yang dihasilkan dari jamur juga akan mengiritasi saluran pencernaan seperti mengiritasi gizzard/ampela pada ayam.
  3. Kualitas ransum dan air minum
    Ketidakseimbangan nutrisi dan ketidaksesuaian kualitas ransum bisa mempengaruhi proses penerimaan di saluran pencernaan sehingga bisa merusak organ-organ tertentu. Saluran pencernaan sangat peka terhadap serat kasar yang tinggi dan anti nutrisi atau kandungan protein yang terlalu tinggi menyebabkan kadar asam urat berlebih yang diikuti produksi amonia. Defisiensi vitamin A juga bisa mengganggu pencernaan dalam tubuh ayam akibat terjadinya penurunan daya kerja esofagus, tembolok dan ginjal. Selain itu, kontaminasi bakteri pada ransum dan/atau air minum dapat menyebar ke dalam tubuh ayam dan menyebabkan ayam terserang penyakit pencernaan.
  4. Keseimbangan mikroflora usus
    Keseimbangan mikroflora atau bakteri yang dari awal sudah ada di dalam usus pada dasarnya bersifat dinamis, tergantung dari kondisi usus tersebut. Dalam kondisi seimbang, mikroflora akan memberi keuntungan bagi hospes/inang. Namun, apabila keseimbangannya terganggu maka hal tersebut akan berpengaruh terhadap morfologi saluran pencernaan, munculnya infeksi bakterial pencernaan hingga merusak sistem kekebalan tubuh ayam. Bakteri yang secara normal berada di dalam saluran pencernaan ayam pun bisa ikut menginfeksi seperti bakteri C. perfringens (penyebab penyakit NE) saat kondisi ayam buruk dan didukung dengan kondisi lingkungan yang tidak nyaman maka outbreak NE dapat terjadi. Hal ini dipicu oleh kondisi tubuh ayam yang menurun, sedangkan bakteri terus bertambah konsentrasinya. Konsentrasi bakteri yang tinggi dalam usus bisa dikeluarkan melalui feses dan juga dapat menginfeksi ayam lain. Bakteri tersebut dapat menyebabkan peradangan dan penghancuran lapisan usus. Selain itu, bakteri juga akan menghasilkan toksin yang dapat mengganggu proses penyerapan nutrisi oleh usus dan mengakibatkan peningkatan peristaltik usus, yang akhirnya terjadilah gejala diare.
  5. Ayam mengalami stres
    Stres pada ayam merupakan suatu reaksi fisiologis normal dalam rangka beradaptasi dengan situasi maupun perlakuan yang diterima oleh ayam. Contohnya seperti kandang yang terlalu padat, suhu yang terlalu tinggi, ataupun pergantian ransum secara mendadak. Pada kondisi stres, di dalam tubuh ayam akan terjadi peningkatan produksi hormon kortikosteroid yang dapat menghambat organ kekebalan dalam menghasilkan antibodi. Hal tersebut akan memicu efek imunosupresif yang berdampak pada ayam mudah terserang penyakit terutama penyakit pencernaan.
  6. Kurangnya sanitasi kandang
    Melihat kondisi cuaca yang seringkali berubah secara drastis saat ini, kondisi tubuh ayam cenderung menurun akibat stres dan pertahanan tubuhnya menjadi tidak optimal sehingga semakin memperbesar peluang munculnya penyakit. Musim hujan yang masih terjadi secara fluktuatif pun secara tidak langsung berpengaruh dalam penyebaran bibit penyakit saluran pencernaan. Litter yang lembap dan basah merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme penyebab penyakit

 Lantas Sekarang Apa Obat Untuk Ayam Yang Tidak Mau makan ?

Penulis Merekomendasikan gunakan obat herbal Fithera, Fithera mewakili herbal Medion yang dikembangkan secara khusus untuk membantu penyembuhan infeksi bakteri (CRD, Korisa dan Colibacillosis) dan koksidiosis pada unggas. Kelebihan lainnya, Fithera aman digunakan pada unggas dan tidak menghasilkan residu pada hasil ternak (daging dan telur). Kandungan herbal pada produk Fithera terbukti bekerja sebagai antibakteri yaitu bekerja dengan cara membunuh sel bakteri melalui kontak dengan dinding sel sehingga terbentuk pori pada dinding sel bakteri. Hal tersebut mengakibatkan kematian pada sel bakteri. Tidak hanya itu, Fithera juga bekerja sebagai antiprotozoa pada fase aseksual Eimeria, yaitu dengan cara membentuk lapisan pada vili usus sehingga sporozoit terhalang menginfeksi sel usus dan menghambat proses multiplikasi (perbanyakan sel) Eimeria.

Cara obati Ayam yang tidak mau makan

Sebagai cleaning program, Fithera dapat diberikan pada DOC setelah chick in dan/atau 7 hari sebelum umur serangan penyakit (Koksidiosis, Korisa, CRD, dan Colibacillosis) disesuaikan dengan sejarah umur serangan. Untuk pengobatan, Fithera sebaiknya diberikan 7 hari berturut-turut saat terinfeksi bakteri dan protozoa agar bekerja secara optimal.

Untuk memaksimalkan daya kerja Fithera, penggunaan nya jangan dicampurkan dengan desinfektan atau kaporit. Air yang mengandung desinfektan atau kaporit tetap harus diendapkan 6 jam terlebih dahulu sebelum digunakan untuk mencampur obat, vitamin, serta Fithera.

Kasus gangguan pencernaan pada ayam bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti adanya infeksi penyakit bakterial atau parasit. Oleh karena itu, tindakan manajemen kesehatan dan pemeliharaan juga sangat dibutuhkan untuk mengendalikan kasus gangguan agar tidak timbul kerugian yang lebih banyak.